by Endar Suhendar, M.Pd.

Organisasi vs. Fokus Akademik: Mana yang Lebih Baik untukmu? Jangan Sampai Salah Pilih!

Masa kuliah itu bukan cuma soal nilai A dan lulus cepat. Banyak dari kita Gen Z yang juga "tergoda" sama manisnya dunia organisasi. Janjinya sih, nambah skill, relasi, sampai pengalaman keren. Tapi, di sisi lain, bayangan IPK jeblok atau tugas numpuk juga bikin deg-degan.

Jadi, sebenarnya mana yang lebih baik? Fokus 100% ke akademik demi nilai sempurna, atau nyebur ke organisasi biar dapat pengalaman "nyata"? Ini bukan pertanyaan hitam-putih, guys. Yuk, kita bedah argumennya!

 

Argumen #1: "Akademik itu Nomor Satu, Nanti Juga Diperhitungkan!" 

 

Banyak yang percaya, fondasi utama mahasiswa itu ya di akademik. Logikanya sederhana: nilai bagus = bukti kamu pintar = masa depan cerah. Apalagi kalau kamu punya ambisi lanjut studi ke jenjang yang lebih tinggi atau ingin meniti karier di bidang yang sangat teknis.

Kenapa fokus akademik sering jadi prioritas:

Fondasi Pengetahuan: Kuliah itu tempat kamu dapat ilmu dasar. Tanpa pemahaman yang kuat, gimana mau praktek atau berinovasi?

Peluang Beasiswa/Studi Lanjut: Banyak beasiswa atau program pascasarjana yang mensyaratkan IPK minimal yang tinggi.

Dasar Kredibilitas: Di mata beberapa perekrut, IPK tinggi bisa jadi indikasi konsistensi, ketekunan, dan kemampuan belajar yang baik.

Minim Risiko: Dengan fokus akademik, kamu bisa lebih mudah mengatur waktu, menghindari stres karena bentrok jadwal, dan punya waktu lebih untuk istirahat.

Tapi, apakah IPK saja cukup di dunia kerja yang makin kompetitif ini? Mari kita lihat argumen berikutnya.

 

Argumen #2: "Organisasi itu Bikin Keren, Akademik Bisa Menyusul!" 

 

Di era sekarang, banyak yang bilang IPK itu gak segalanya. Perusahaan mulai mencari kandidat yang punya paket komplit: pintar, punya skill non-teknis (soft skills), dan pengalaman berorganisasi. Mereka butuh problem-solver, komunikator yang baik, dan orang yang bisa kerja sama tim. Dan semua itu... konon didapat dari organisasi.

Kenapa organisasi dianggap penting:

Soft Skills Juara: Organisasi adalah kawah candradimuka buat ngasah komunikasi, kepemimpinan, problem-solving, negosiasi, manajemen waktu, sampai kemampuan beradaptasi. Skills ini seringkali nggak diajarin di kelas.

Jaringan (Networking): Ketemu orang-orang baru dari berbagai latar belakang, baik sesama mahasiswa maupun profesional, bisa membuka pintu peluang di masa depan.

Pengalaman Praktis: Kamu belajar bagaimana mengelola proyek, menghadapi konflik, membuat keputusan, sampai berhadapan dengan birokrasi. Ini adalah "simulasi" dunia kerja nyata.

Portofolio Kehidupan: Pengalaman organisasi bisa jadi cerita menarik saat interview kerja, menunjukkan kalau kamu punya inisiatif dan jiwa sosial.

Lalu, apakah ini berarti akademik bisa diabaikan begitu saja demi organisasi? Tentu tidak!

 

Jadi, Mana yang Lebih Baik untukmu? 

 

Jawabannya adalah... tergantung pada tujuan dan prioritasmu! Tidak ada yang "lebih baik" secara mutlak. Yang ada adalah kombinasi yang tepat untukmu.

Yang perlu kamu pertimbangkan:

Tujuan Karier/Pendidikan:

Jika kamu punya impian jadi peneliti, akademisi, atau masuk jurusan yang sangat spesifik dan kompetitif (misal kedokteran, teknik tertentu), akademik yang kuat itu WAJIB.

Jika kamu ingin terjun ke dunia startup, agensi, marketing, HR, atau bidang yang menuntut interaksi dan soft skills tinggi, pengalaman organisasi akan sangat powerful melengkapi akademikmu.

Kapasitas Diri:

Sejujurnya, seberapa baik kamu dalam me-manage waktu dan energi? Jangan sampai ikut organisasi cuma numpang nama, atau akademikmu jadi korban.

Apakah kamu bisa tetap konsisten belajar saat ada banyak kesibukan organisasi?

Kualitas, Bukan Kuantitas:

Lebih baik fokus pada satu atau dua organisasi yang relevan dan aktif di dalamnya, daripada ikut banyak tapi hanya jadi anggota pasif.

Sama halnya dengan akademik, fokus pada pemahaman materi, bukan cuma menghafal demi nilai.

Saran dari Jatidiri.app:

Carilah keseimbangan yang sehat. Usahakan untuk menjaga nilai akademikmu tetap stabil di tingkat yang baik (bukan berarti harus sempurna, tapi jangan sampai jeblok). Di sisi lain, aktiflah di organisasi yang relevan dan benar-benar bisa memberimu pengalaman serta skill baru.

Ini bukan perlombaan antara "si kutu buku" dan "si aktivis". Ini tentang bagaimana kamu bisa memaksimalkan masa kuliahmu untuk tumbuh secara holistik – punya otak encer DAN kemampuan bersosialisasi serta leadership yang mumpuni.

Pilihan ada di tanganmu. Kenali dirimu, tetapkan prioritas, dan buat keputusan yang paling tepat untuk masa depanmu!

#JatiDiriApp #Kuliah #OrganisasiMahasiswa #FokusAkademik #TipsKuliah #MahasiswaIndonesia #KeseimbanganHidup #GenZ